ROKAN HILIR – Suara nelayan Bagansiapiapi terus menggema. Kali ini, Senin (11/08/2025), mereka mendatangi Kantor DPRD Rokan Hilir untuk menyampaikan keluhan atas krisis bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis bio solar yang sudah berlangsung sepekan terakhir.
Puluhan nelayan bersama istri mereka berorasi di depan gedung dewan. Para ibu rumah tangga terlihat “pasang badan” memperjuangkan nasib keluarga, khawatir kehidupan mereka semakin terhimpit jika krisis BBM ini terus berlanjut.
“Kami datang ke sini mengetuk hati nurani anggota DPRD. Sudah tujuh hari suami kami tidak melaut. Kami mau makan apa kalau begini terus?” teriak seorang ibu di tengah kerumunan.
Mereka mendesak SPBU milik PT. SPRH (Perseroda) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Rohil kembali membuka penjualan BBM solar untuk nelayan. Sejak SPBU di Bagansiapiapi menghentikan penjualan menggunakan jerigen, sebagian nelayan mengaku tak bisa melaut sama sekali.
Wakil Ketua II DPRD Rohil, Imam Suroso, langsung menemui para demonstran dan mempersilakan mereka masuk ke ruang rapat untuk menyampaikan aspirasi. Kepada wartawan, Imam menyatakan pihaknya akan segera memanggil manajemen PT. SPRH.
“Menutup penjualan BBM solar di SPBU bukan hanya menyulitkan nelayan, tapi juga menghambat aktivitas masyarakat umum. Kami akan berupaya mencari solusi bersama pihak SPBU agar penyaluran BBM bersubsidi ini kembali berjalan normal,” pungkas Imam.
Krisis solar ini menjadi ancaman serius bagi perekonomian pesisir. Bagi nelayan kecil, setiap hari tanpa melaut berarti perut keluarga ikut dikencangkan. Mereka berharap langkah cepat DPRD dan pemerintah daerah benar-benar menghasilkan perubahan, bukan sekadar janji di ruang rapat.







